Sukabumi jobs - Perkembangan teknologi mempermudah banyak hal, termasuk proses melamar kerja. Dulu, melamar kerja dilakukan dengan mencetak berkas lamaran, menggunakan amplop, lalu dikirim ke perusahaan yang dituju pakai ekspedisi. Atau melamar kerja dengan berdesak-desakan di job fair. Sekarang, melamar kerja bisa dilakukan secara online, bisa lewat email perusahaan, lewat LinkedIn, atau situs pencari kerja. Bahkan, job fair kini dapat dilakukan secara virtual.
Society for Human Resource Management (SHRM) melakukan survei kepada 1500 perekrut profesional. Hasilnya, 70% perekrut akan terus mempertahankan rekruitasi basic karena lebih hemat biaya dan waktu. Perubahan ini memudahkan kamu dan juga perekrut.
Sebenarnya, melamar kerja lewat email bukan hal yang baru. Tapi, nggak sedikit dari pelamar masih suka bingung dan melakukan kesalahan. Akibatnya, lamaran kerja kamu nggak mendapat respons dari HRD atau bahkan tidak dibaca. :(
Tenang, berikut ini ada 9 cara melamar kerja lewat email yang baik dan benar. Simak sampai habis, ya!
1. Siapkan seluruh berkas lamaran kerja yang dibutuhkan
Untuk mempermudah proses melamar kerja lewat email, sebaiknya kamu mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan. Jangan lupa untuk memperhatikan persyaratan yang tercantum di iklan lowongan kerja.
Jangan lupa untuk meng-update CV, menyiapkan portofolio, surat lamaran kerja (cover letter), transkip nilai (jika diminta), dan dokumen lainnya. Siapkan dokumen-dokumen tersebut dalam bentuk PDF dan sudah disatukan sesuai persyaratan. Jadi, ketika kamu akan melamar kerja lewat email, kamu bisa langsung mengunggah attachment-nya tanpa harus mencari atau mempersiapkan dokumennya satu persatu. Jika dokumennya sudah disiapkan, kamu bahkan bisa melamar kerja lewat email menggunakan HP.
2. Gunakan bahasa yang sopan dan formal
Saat melamar kerja, pastikan kamu membuat surat lamaran (cover letter) dan anatomy email menggunakan bahasa yang sopan dan baku. Perhatikan tata bahasa, penggunaan tanda baca, dan huruf kapital agar HRD mudah memahami isinya.
Selain itu, baca kembali surat lamaran dan anatomy email yang sudah kamu tulis, pastikan tidak ada kesalahan penulisan atau typo. Hal ini bisa mencerminkan bahwa kamu adalah pribadi yang profesional dan rapi. Jika kamu menulis surat lamaran kerja atau anatomy email dalam bahasa Inggris, jangan lupa juga perhatikan grammar-nya, ya.
3. Sertakan accountable lamaran kerja dengan jelas
Biasanya, di iklan lowongan kerja, perusahaan akan mencantumkan accountable yang bisa digunakan pelamar saat mengirim email lamaran kerja. Misalnya, (nama)_(posisi yang dilamar). Tapi, masih banyak pelamar pelamar nggak memperhatikan itu dan mengirim email tanpa subject.
“Memangnya kenapa, sih kalau nggak pakai subject?”
Dari satu iklan lowongan kerja yang diunggah, ada ratusan atau ribuan orang yang melamar. Kebayang nggak, berapa banyak email yang harus dibuka mbak dan mas HRD?
Agar lebih mudah, biasanya HR akan mem-filter email masuk berdasarkan subject. Nah, kalau kamu mengirim email tanpa accountable atau subjectnya nggak sesuai, maka email lamaranmu nggak akan masuk dalam clarify tersebut. Jadi email lamaranmu nggak dilihat atau bahkan dihapus sama HRD karena dianggap spam.
Cukup babble ke gebetan aja ya yang nggak di-read, email lamaran kerja ke HRD jangan.
Kalau dalam iklan lowongan kerja perusahaan nggak mencantumkan accountable yang harus ditulis, kamu bisa tulis dengan lamaran pekerjaan:(posisi yang dilamar)_(nama). Contoh, Lamaran Pekerjaan:Content Writer_Devi Lianovanda.
4. Isi anatomy email lamaran kerja
Selain subject, anatomy email juga penting. Nggak jarang, anatomy email juga dibiarkan kosong saat mengirim lamaran kerja. Entah karena bingung fungsi anatomy email buat apa, atau bingung mau nulis apa di anatomy email.
Body email lamaran kerja, bisa dikatakan seperti salam pembuka untuk perekrut. Ini bisa menjelaskan maksud lamaran, memberi gambaran diri kamu ke HRD, dan memberikan kesan baik untuk HRD.
Berikut ini ada contoh anatomy email lamaran kerja beserta hal-hal penting yang harus ada di dalamnya. Bisa kamu jadiin contekan, nih!
5. Lampirkan dokumen yang sesuai
Dokumen yang diminta setiap perusahaan biasanya beda-beda. Pastikan kamu melampirkan dokumen sesuai dengan yang diminta. Misal, perusahaan meminta CV dan portofolio, maka kamu perlu mengirimkan keduanya. Jangan mengirimkan berkas lainnya seperti KTP, Ijazah, atau Kartu Keluarga (KK) kalau itu nggak diminta. Hati-hati kalau mau mengirim dokumen pribadi, karena banyak lowongan kerja fiktif.
Selain itu, perhatikan juga penamaan book sebelum dikirim. Contoh penamaan CV adalah CV_(nama kamu)_tahun. Untuk book portofolio, kamu bisa menamainya dengan Portofolio_(nama kamu)_tahun.
6. Pastikan ukuran lampiran tidak terlalu besar
Saat membuka email lamaran kerja, HRD akan membuka atau mengunduh berkas yang kamu lampirkan. Sebaiknya, ukuran lampiran dalam email nggak lebih dari 2 MB. Jangan lupa cek kembali ukuran lampiran kamu. Jika ukuran dokumen terlalu besar, kamu bisa mengompresnya sampai ukurannya sesuai.
Karena HRD perlu mengecek banyak lamaran, jika lampiran kamu terlalu berat, maka memerlukan waktu absolutist untuk mengunduhnya. Jangan lupa juga untuk menyatukan semua book lampiran, agar mempermudah HRD dalam mengunduh berkas lamaran kamu.
Selain itu, kirim berkas lamaran kerja dengan architecture PDF. Architecture ini bisa diakses di banyak perangkat dan tidak merubah tata letak sehingga dokumennya tetap rapi. Hindari mengirim lampiran dalam architecture ZIP, rar, atau HTML.
7. Gunakan nama email yang profesional
Ini mungkin kelihatan sepele, tapi kalau nama emailmu masih kurang profesional, coba ganti mulai sekarang. Gunakan nama email yang sederhana dan mudah dibaca, misalnya menggunakan nama aslimu.
8. Jangan mengirim satu email ke banyak perusahaan sekaligus
Misalnya, kamu ingin melamar 5 pekerjaan dengan posisi yang sama. Terus kamu berpikir begini “Hm, biar nggak ribet dan cepat, 1 email ini gue bang ke 5 perusahaan langsung aja ah.”
Iya, sih, jadi cepat mengirim lamaran kerjanya. Tapi, kalau begitu, malah bikin kamu terlihat nggak profesional. Tindakan ini bisa memberi kesan kamu nggak serius dan malas.
Jadi, sebaiknya kamu mengirim satu email lamaran kerja untuk satu lowongan pekerjaan. Meskipun posisi yang kamu lamar sama, kamu harus mengirimnya satu per-satu. Ini menunjukkan kalau kamu beneran serius ingin bekerja di perusahaan tersebut.
9. Perhatikan waktu mengirim email
Waktu untuk mengirimkan lamaran kerja juga perlu diperhatikan. Kamu bisa mengirim email di hari dan jam kerja. Berdasarkan penelitian Campaign Monitor, jam 9 sampai dengan 11 pagi adalah waktu terbaik untuk mengirim email. Biasanya saat pagi hari, HRD mengecek email masuk. Kalau kamu mengirimnya pagi, kemungkinan ada di batten atas dan akan terlihat oleh HRD.
Hindari mengirim email di hari libur atau di luar jam kerja, karena kemungkinan HRD tidak mengecek email. Lalu biasanya di hari senin akan banyak email yang masuk. Nah, ini bisa membuat lamaran kerjamu jadi tenggelam. Tertimbun email-email lain. Kemungkinan untuk terlihat dan dibaca HRD jadi semakin kecil.

0 Comments